FANTASTIS ! Kucuran Invetasi Rp16,2 triliun untuk Gojek & komentar Menkominfo

Gojek dapat investasi setara dengan Rp16,2 triliun dari google

Gojek muncul sebagai aplikasi transportasi online yang menghubungkan ojek motor dengan pelanggan. Sejalannya waktu, GoJek mengembangkan bisnis mereka hingga ke alat pembayaran mobile, GoPay.

Mengawali layanan sebagai penyedia ojek daring, Gojek kini juga menyediakan layanan mobil dan taksi hingga pemesanan makanan online.

Sejak berdiri pada tahun 2011, Gojek kini kian aktif mendorong pertumbuhan pengguna pembayaran nontunai Gopay pada layanannya.

Untuk perkembangannya kini Gojek kembali menerima guyuran investasi baru yakni suntikan dana segar dalam jumlah yang lebih besar dari investasi sebelumnya.

Sebelumnya Rival terbesar Alibaba. Media sosial Tongkok dan perusahaan hiburan online yakni Tencent Holiday Ltd, dikabarkan telah memberikan kucuran dana, sebesar US$150 juta atau hampir Rp2 triliun ke Gojek pada Juli 2017.

Dan pada Agustus 2017, penyedia layanan on-demand ini juga mendapat suntikan dana, sebesar US$100 juta (Rp1,32 triliun) dari Platform e-commerce asal China, JD.com.

Kabar terbaru perusahaan penyedia transportasi berbasis aplikasi ini menerima dana segar dari Alphabet, induk perusahaan Google dan beberapa rekan senilai US$1,2 miliar atau setara dengan Rp16,2 triliun (dengan asumsi kurs US$1 = Rp13.300). 

Selain Google, BUMN investasi Singapura, Temasek Holdings dan Platfrom daring China, KKR & Co, Warburg Pincus LLC dan platform online China Meituan-Dianping pun akan berpartisipasi dalam suntikan investasi tersebut.

Rencana pendanaan ini sudah dibuka sejak tahun lalu dan diproyeksikan akan rampung dalam beberapa pekan. Dan yang berpartisipasi dalam penggalangan dana kali ini juga terdapat investor lama Gojek yakni firma ekuitas privat global KKR & Co LP (KKR) dan Warburg Pincus LLC ikut turut dalam putaran suntikan dana terbaru tersebut.

Menurut laporan dari Reuters, Kamis, 18 Januari 2018, kabar guyuran investasi ini disampaikan oleh seorang sumber yang yang mengetahui aksi korporasi tersebut. 

Dengan pendanaan raksasa dari Google, menjadi amunisi Go-Jek dalam menghadapi persaingan industri dengan rivalnya seperti Grab dan Uber. Pasalnya, untuk kawasan Asia Tenggara, Indonesia adalah tempat strategis sebagai salah satu negara dengan penduduk terbanyak sehingga menjadi pasar yang sangat potensial.

"Sebagai investor strategis, Google dapat membantu meningkatkan bisnis Go-Jek," ujar sumber dari Reuters, Kamis (18/1/2018).

Namun, hingga saat ini belum diketahui berapa porsi suntikan dana masing-masing investor. Karena investor baru Gojek tersebut kompak tak berkomentar soal langkah korporasi mereka. Baik Google, KKR, Warburg dan Temasek menolak berkomentar soal investasi Gojek. Sedangkan Meituan-Dianping dan Gojek belum membalas permintaan komentar yang dikirimkan ke mereka terkait laporan ini.


Gambar : Tempo.co
Setelah Kabar Go-Jek yang kembali mendapatkan kucuran dana Rp 16 triliun dari sejumlah investor asing seperti Google, Temasek dan Meituan-Dianping, ini pun juga sudah sampak ke telinga Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara.

Ia berkata, investasi besar tersebut menandakan bahwa para investor asing sudah semakin percaya dengan Indonesia.

"Pendanaan yang terus-menerus kepada satu tech company, menunjukkan kepercayaan investor tersebut semakin besar," ujar pria yang akrab disapa Chief RA, (19/1/2018).

"Tambahan proceed kepada Go-Jek ini menunjukkan investor internasional bukan hanya percaya kepada Go-Jek, namun juga kepercayaan kepada dunia digital serta iklim investasi di Indonesia," tambahnya.

Dengan begitu, pria berkacamata ini berharap kalau investasi tersebut juga harus diikuti investor lokal. Jadi, kepemilikan startup unicorn bisa dimiliki oleh dari dalam negeri juga.

Untuk diketahui, startup unicorn yang saat ini ada di Indonesia tak cuma Go-Jek. Beberapa lainnya termasuk Traveloka, Tokopedia, dan Bukalapak. Mereka menyabet gelar unicorn karena valuasi nilai bisnisnya mencapai lebih dari US$ 1 miliar.

Dengan investasi sebesar itu, nilai valuasi Go-Jek diperkirakan mencapai US$ 4 miliar atau sekitar Rp 53,3 triliun. Sebagai perbandingan, nilai valuasi kompetitor Go-Jek yakni Grab, diperkirakan sudah lebih dari US$ 6 miliar atau sekitar Rp 80 triliun. Pendanaan ini diperkirakan dapat mendorong pertumbuhan bisnis Go-Jek di Indonesia.

1:34 PM - tanpa komentar