Dieng Culture Festival 2018 - Acara Dieng Culture Festival (DCF) dibuka secara resmi pada Jumat (3/8). Pengunjung mulai memadati kompleks wisata Dieng. Jalan menuju sentra acara di kompleks candi Arjuna dipenuhi kendaraan.
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Pameran atau yang biasa disebut UMKM serta produk Desa Wisata memulai rangkaian kegiatan yang berlangsung setahun sekali tersebut. Di atas tanah kompleks Paviliun Soeharto - Whitlam, puluhan UMKM berjajar rapih menjual produk andalan mereka.
Yang tidak kalah menarik di tempat yang sama, sebanyak 20 stand Desa Wisata turut memeriahkan pameran. Pameran ini ialah arena untuk desa wisata di Banjarnegara (Jawa Tengah).
Desa wisata ini berasal dari banyak sekali kecamatan di Banjarnegara yang dikembangkan. Panitia pameran Desa Wisata Banjarnegara (Dewitara) Dimas mengatakan:
"Ini ialah cara untuk memperkenalkan desa wisata di Kabupaten Banjarnegara. Program DCF yang bisa menarik ribuan pengunjung dari banyak sekali tempat dan luar negeri merupakan peluang bagi desa-desa ini untuk mempromosikan pariwisata."
"Selain memeriahkan, bazar ini juga untuk mempromosikan desa wisata di Banjarnegara selain Dieng," tuturnya. Para manajer desa wisata menampilkan desa wisata di pameran. Bilik-bilik dihiasi dengan benda-benda yang melambangkan identitas desa wisata mereka.
Manajer Desa Wisata Winong, Kecamatan Bawang merah, misalnya, menghiasi stand dengan banyak sekali peralatan.
Selain memamerkan atraksi andalan, pengelola tur desa mereka juga menampilkan produk unggulan mereka, menyerupai kerajinan sampai masakan khas.
Pengelola Desa Wisata Bukit Tampomas Gentansari Kabupaten Pagedongan menampilkan banyak sekali produk masakan khas desa, termasuk Wedang Badeg dan Degan Bakar.
Sedangkan untuk pengelola Taman Sepeda Rumpit, Desa Wisata Salamerta, Kecamatan Mandiraja, menyajikan Wedang Rempah dengan materi utama Kayu Secang sebagai minuman khas untuk pendukung pariwisata mereka.
Dwi Prasetyo, Ketua Bukit Tampomas Pokdarwis mengatakan, kegiatan ini sangat berarti baginya alasannya merupakan tempat yang strategis untuk mempromosikan pariwisata.
Selain itu, objek wisata yang dikelola olehnya relatif gres dan masih dalam tahap pengembangan sehingga mereka membutuhkan promosi yang kuat.
Ribuan pengunjung Dieng Culture Festival dibutuhkan memadati stand desa. Mulai dari pengenalan di stand, dibutuhkan nantinya mereka tertarik untuk mengunjungi tempat-tempat wisata yang ditawarkan oleh mereka.
Andika tidak memungkiri, sebagian besar wisatawan (terutama dari luar) hanya tahu Dieng yang merupakan objek andalan Kabupaten Banjarnegara.
Padahal, menurutnya, masih banyak objek wisata lain di Kabupaten Banjarnegara yang tidak kalah menarik untuk dikunjungi.
Selain promosi, Andika mengatakan, kesempatan ini juga dipakai untuk menyebarkan pengalaman dengan desa wisata lainnya. Setiap kelompok desa wisata akan menyebarkan pengalaman dalam mengelola pariwisata dan memperlihatkan masukan untuk kemajuan pariwisata di desa mereka masing-masing. Sehingga bisa saling berguru bersama kelompok-kelompok maju menyerupai Dieng, bagaimana menarik wisatawan asing.
Itulah kemeriahan program Dieng Culture Festival 2018. Untuk mengetahui lebih detail mengenai tempat-tempat wisata keren yang ada di Indonesia dan Dunia, Anda bisa mengunjungi: Visit Khatulistiwa